Rabu, 15 Januari 2014

30 Day Book Challenge #Day 15 : Favorite Quote

Melanjutkan kembali project Tantangan Buku 30 Hari. Sudah separuh perjalanan.
Untuk hari ke 15 temanya adalah “Favorite Quote from  a Book”.
Kutipan favorit saya terdapat dalam buku  yang berikut ini :
Judul : Sang Pemimpi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang, Yogyakarta 2006
292 halaman.
Dalam salah satu bab di buku tersebut, tepatnya pada Mozaik ke 12 yang bertajuk “Sungai Lenggang”…merupakan salah satu bab favorit saya. Karena membaca beberapa kutipan dalam bab ini selalu mampu menghangatkan hati saya, membuat mata menjadi berkaca-kaca sekaligus mengobarkan semangat menjadi menyala-nyala.
Diceritakan Ikal sudah berumur 18 tahun dan akan segera menamatkan sekolah SMA di Belitong. Ikal didera rasa pesimis yang luar biasa karena merasa tak akan punya peluang untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Rasa pesimis itu bagai racun mendepaknya dari jajaran garda depan siswa berprestasi. Nilai rapornya turun drastis.
Pak Mustar, salah seorang guru SMA lantas memanggilnya dan mencoba menggugah kembali semangat Ikal. Kata-kata Pak Mustar kepada Ikal begitu tajam tertoreh ke dalam benak Abi.
Mengapa kau berhenti bercita-cita, Bujang? Pahamkah Engkau, berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia?”
Dalam bab ini diceritakan pula bagaimana geramnya Arai kepada Ikal karena telah mempersembahkan hasil rapor yang buruk kepada ayahnya.
“Biar kau tahu, Kal, orang seperti kita tak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu !! Tanpa mimpi orang seperti kita akan mati…
Kalimat Arai ini benar-benar berhasil menghunjam ke ulu hati.
Lalu…pada potongan terakhir bab ini, dimana Ikal menyadari betapa ia telah mengecewakan ayahnya namun ayahnya tak sedikitpun menunjukkan rasa kecewa itu padanya. Sang ayah tetap memberikan sebuah senyum lembut penuh kebanggaan. Ikal mengejar ayahnya dan ia membonceng ayahnya naik sepeda.  Tangan kuli ayahnya yang tua dan kasar memeluk pinggang Ikal dari belakang.
Ikal membatin…Ayahku yang pendiam : Ayah juara satu seluruh dunia.
Olala…saya ingin jadi “ayah juara satu seluruh dunia”…bagi Naz dan Baran dan Athaya !!!
Categories: Buku | Tags:  | 7 Komentar

Navigasi tulisan

  1. potrehkoneng
    ameen….
  2. Salah satu buku yang suatu kala nanti ingin saya baca ulang :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar