Perhelatan ajang Academy Award 2015 akan digelar sebentar lagi, 22 Februari 2015.
Tentu selalu mencuri perhatian bagi pemerhati film untuk melihat film-film apa saja yang berhasil menjadi nominasi sebagai film terbaik.
Dan tahun ini tak kurang 8 judul film akan bertarung memperebutkan hati para juri Academy untuk memboyong si patung berlapis emas Oscar.
Saya sudah menonton 7 film dari 8 judul film yang dinominasikan sebagai film terbaik tahun ini dan 4 diantaranya merupakan film biopic. Saya akan coba urai satu persatu review singkatnya, tentu sesuai dengan perspektif saya.
***
Diceritakan menggunakan plot novel bab demi bab tentang kisah seorang pemilik hotel Monsieur Gustave yang berjuang membersihkan namanya dari tuduhan pembunuhan atas seorang tamu hotel langganannya Madame D. dan sekaligus juga karena mencuri lukisan yang tak ternilai harganya.
Dengan support penuh dari seorang lobby boy kepercayaannya, Gustave melalui perjalanan panjang penuh intrik menghadapi seorang pembunuh bayaran berdarah dingin yang memburunya ke mana-mana.
Film ini disajikan dengan taburan aktor-aktor kawakan dengan nuansa komedi, warna warna pastel yang memikat dan teknik pengambilan gambar yang unik khas Wes Anderson. Tidak terlalu istimewa dari sisi cerita tapi film ini digarap dengan sangat baik dan penuh detil yang mempesona.
2. Boyhood
Buah
tangan dari sutradara Richard Linklater yang tak tanggung-tanggung
menghabiskan masa 12 tahun untuk memproduksi film ini. Ya...film ini
mengisahkan perjalanan hidup seorang anak laki laki bernama Mason Evans sejak
ia berumur 6 tahun hingga ia 17 tahun dan tamat SMA. Dan hebatnya si Mason
Evans ini dan seluruh tokoh pendukung lainnya diperankan oleh orang-orang yang
sama konsisten selama 12 tahun. Tentunya usaha yang luar biasa. Dalam durasi
film ini kita akan melihat perjalanan kehidupan seorang anak manusia beserta
orang-orang di sekitarnya layaknya sebuah film dokumenter namun sesungguhnya
ini benar-benar sebuah film fiksi belaka dan tidak terjebak dalam alur
dokumenter. Meski menyadari cerita ini adalah fiksi namun kita dapat
terbawa hingga merefleksikannya pada perjalanan proses menua / menuju
kedewasaan dalam kehidupan kita sendiri. Tentunya tak luput dengan
dialog-dialog filsafat khas Linklater yang sarat namun tidak membosankan.
3. Whiplash
Sangat
mengasyikkan menyaksikan jatuh bangun seorang anak muda pelajar sekolah
musik yang ingin sekali menjadi musisi penabuh drum handal di bawah bimbingan
seorang dosen musik yang killer luar biasa. Dua karakter keras kepala dan
angkuh ini menjadi ensamble yang susah untuk dilupakan dalam jalinan
drama menguras emosi berlatar lingkungan sekolah musik. Sebuah ramuan
cerita yang tidak biasa dan mengejutkan. Sayangnya akhir film ini dieksekusi
dengan sedikit kurang megah sehingga sentakannya menjadi agak tidak
maksimal. Saya berharap ada keriuhan membahana di ujung film dengan komposisi
Whiplash yang disajikan sangat megah. Namun untuk seorang sutradara muda dengan
jam terbang yang belum seberapa, film ini merupakan pencapaian tingkat tinggi
bagi Damien Chazelle, sang sutradara. Sayangnya, ia tak masuk nominasi best
director tahun ini.
4. Birdman
Film
black comedy super unik dari sutradara Meksiko Alejandro Gonzales Inarritu.
Bertutur tentang seorang aktor gaek Riggan Thomson yang pada masanya sangat
terkenal karena membintangi film superhero blockbuster berjudul Birdman. Namun
karirnya meredup setelah ia memutuskan untuk tak melanjutkan sequel film itu
lagi. Di masa tuanya Riggan mencoba membangkitkan karir aktingnya kembali
dengan menjajal panggung Broadway. Film ini boleh dibilang paling unggul pada
jajaran cast-nya yang tampil cemerlang. Semua karakter mendapat porsi yang pas
dan tak ada cast yang tampil sia-sia. Meski cerita yang disuguhkan tidaklah
terlalu istimewa, namun dengan karakter-karakter yang satir dan teknik
pengambilan gambar yang unik luar biasa menjadikan film ini sangat dapat
diperhitungkan untuk menjadi yang terbaik. Satu kelebihannya lagi
adalah..sangat original. Tidak ada film-film yang digarap mirip seperti
film Birdman ini sebelumnya.
5. The Imitation Game
Buat
saya, film ini yang paling bagus dari sisi cerita. Saya bisa masuk ke dalamnya
dan merasa terlibat intens dengan Alan Turing dkk dalam usaha mereka
menciptakan mesin untuk memecahkan kode enigma di masa Perang Dunia II. Memang
ada beberapa bagian cerita yang agak kurang perlu meskipun tidak sampai terlalu
mengganggu fokus dan tensi cerita. Yang paling menonjol tentulah Benedict
Cumberbatch yang berperan sebagai Alan Turing. Bisa dikatakan perannya di film
ini merupakan pencapaian aktingnya yang paling gemilang sejauh ini. Walaupun
agak susah menurut saya bagi film ini untuk melaju menjadi yang terbaik tahun
ini di ajang Oscar karena nuansanya yang tidak Amerika dan isu homoseksualitas
yang diusung mungkin akan mengganggu bagi sebagian orang.
6. The Theory of Everything
Film biopic kedua yang mendapat
nominasi film terbaik tahun ini adalah film tentang Stephen Hawking, seorang
pemikir astrofisika Inggris yang begitu membahana dengan bukunya A Brief
History of Time. Film ini sebenarnya tidak istimewa jalan ceritanya. Hanya saja
karena kita tahu bagaimana sosok seorang Stephen Hawking dengan penyakit yang
dideritanya, kita pun dengan mudah hanyut dalam romansa dan perjuangan yang
dialami hingga si tokoh utama menghasilkan suatu pemikiran dan karya yang
fenomenal. Didukung pula dengan kualitas akting yang mumpuni dari kedua pemeran
utamanya. Tapi bagi saya film ini akan jauh lebih menarik jika porsi
cerita bagaimana jatuh bangun Stephen Hawking dalam menghasilkan buku A Brief
History tadi dibuat sedikit lebih banyak. Namun kenyataannya film ini memang
lebih mengedepankan dinamika Stephen Hawking dan istrinya dalam mengarungi
pasang surut kehidupan bahtera rumah tangga mereka. Demikian!
7. American Sniper
Inilah
film biopic selanjutnya besutan aktor dan sutradara Clint Eastwood yang
dinominasikan sebagai film terbaik Oscar 2015, kisah hidup seorang Chris Kyle
seorang sniper Amerika handal yang diutus ke Irak pasca tragedi 9-11 untuk
memburu salah satu prajurit Al Qaeda paling dicari saat itu. Pergulatan emosi
seorang penembak jitu ketika harus membunuhi orang-orang yang dianggap
berbahaya dengan senapannya tanpa perduli jenis kelamin dan usia dapat
disampaikan dengan sangat baik dalam film ini. Bradley Cooper sebagai pemeran
Chris Kyle juga cukup pas dalam aktingnya kali ini. Ia mampu memerankan seorang
prajurit yang konsisten pada tugas militernya namun di sisi lain juga memiliki
rasa kemanusiaan dan cinta. Buat saya yang sebelumnya tidak mengenal sosok
Chris Kyle agak terganggu dengan cara film ini berakhir karena menjadi tidak
jelas bagaimana si penembak jitu kebanggaan Amerika itu berakhir hidupnya dalam
usia yang masih relatif muda dan justru bukan dalam tugas di medan perang.
8. Selma
Film
biopic terakhir adalah biografi Martin Luther King, pejuang kulit hitam dari
Amerika. Oo... tapi Oprah...mohon maaf saya belum nonton film ini. Jadi saya
belum bisa berkomentar apa-apa.
***
#tabuh genderang....
Kita lihat saja nanti...