Rabu, 18 Februari 2015

Best Movie Oscar Versi Smart


Perhelatan ajang Academy Award 2015 akan digelar sebentar lagi, 22 Februari 2015.
Tentu selalu mencuri perhatian bagi pemerhati film untuk melihat film-film apa saja yang berhasil menjadi nominasi sebagai film terbaik.
Dan tahun ini tak kurang 8 judul film akan bertarung memperebutkan hati para juri Academy untuk memboyong si patung berlapis emas Oscar.

Saya sudah menonton 7 film  dari 8 judul film yang dinominasikan sebagai film terbaik tahun ini dan 4 diantaranya merupakan  film biopic. Saya akan coba urai satu persatu review singkatnya, tentu sesuai dengan perspektif saya.


***

1. The Grand Budapest Hotel

Another Wes Anderson's movie, dengan ciri khas setting antah berantah, kali ini di benua Eropa di suatu daerah bernama Zubrowka sekitaran tahun 1968.
Diceritakan  menggunakan plot novel  bab demi bab tentang kisah seorang pemilik hotel Monsieur Gustave yang berjuang membersihkan namanya dari tuduhan pembunuhan atas seorang tamu hotel langganannya Madame D. dan sekaligus juga karena mencuri lukisan yang tak ternilai harganya.
Dengan support penuh dari seorang lobby boy kepercayaannya, Gustave melalui perjalanan panjang penuh intrik menghadapi seorang pembunuh bayaran berdarah dingin yang memburunya ke mana-mana.
Film ini disajikan dengan taburan aktor-aktor kawakan dengan nuansa komedi,  warna warna pastel yang memikat dan teknik pengambilan gambar yang unik khas Wes Anderson. Tidak terlalu istimewa dari sisi cerita tapi film ini digarap dengan sangat baik dan penuh detil yang mempesona.
2. Boyhood

Buah tangan dari sutradara Richard Linklater yang  tak tanggung-tanggung menghabiskan masa 12 tahun untuk memproduksi film ini. Ya...film ini mengisahkan perjalanan hidup seorang anak laki laki bernama Mason Evans sejak ia berumur 6 tahun hingga ia 17 tahun dan tamat SMA. Dan hebatnya si Mason Evans ini dan seluruh tokoh pendukung lainnya diperankan oleh orang-orang yang sama konsisten selama 12 tahun. Tentunya usaha yang luar biasa. Dalam durasi film ini kita akan melihat perjalanan kehidupan seorang anak manusia beserta orang-orang di sekitarnya layaknya sebuah film dokumenter namun sesungguhnya ini benar-benar sebuah film fiksi belaka dan tidak terjebak dalam alur dokumenter.  Meski menyadari cerita ini adalah fiksi namun kita dapat terbawa hingga merefleksikannya pada perjalanan proses menua / menuju kedewasaan dalam kehidupan kita sendiri. Tentunya tak luput dengan dialog-dialog filsafat khas Linklater yang sarat namun tidak membosankan.

3. Whiplash

Sangat mengasyikkan menyaksikan  jatuh bangun seorang anak muda pelajar sekolah musik yang ingin sekali menjadi musisi penabuh drum handal di bawah bimbingan seorang dosen musik yang killer luar biasa. Dua karakter keras kepala dan angkuh ini menjadi ensamble yang susah untuk dilupakan dalam jalinan drama  menguras emosi berlatar lingkungan sekolah musik. Sebuah ramuan cerita yang tidak biasa dan mengejutkan. Sayangnya akhir film ini dieksekusi dengan sedikit kurang  megah sehingga sentakannya menjadi agak tidak maksimal. Saya berharap ada keriuhan membahana di ujung film dengan komposisi Whiplash yang disajikan sangat megah. Namun untuk seorang sutradara muda dengan jam terbang yang belum seberapa, film ini merupakan pencapaian tingkat tinggi bagi Damien Chazelle, sang sutradara. Sayangnya, ia tak masuk nominasi best director tahun ini.

4. Birdman

Film black comedy super unik dari sutradara Meksiko Alejandro Gonzales Inarritu. Bertutur tentang seorang aktor gaek Riggan Thomson yang pada masanya sangat terkenal karena membintangi film superhero blockbuster berjudul Birdman. Namun karirnya meredup setelah ia memutuskan untuk tak melanjutkan sequel film itu lagi. Di masa tuanya Riggan mencoba membangkitkan karir aktingnya kembali dengan menjajal panggung Broadway. Film ini boleh dibilang paling unggul pada jajaran cast-nya yang tampil cemerlang. Semua karakter mendapat porsi yang pas dan tak ada cast yang tampil sia-sia. Meski cerita yang disuguhkan tidaklah terlalu istimewa, namun dengan karakter-karakter yang satir dan teknik pengambilan gambar yang unik luar biasa menjadikan film ini sangat dapat diperhitungkan untuk menjadi yang terbaik. Satu kelebihannya lagi adalah..sangat original. Tidak ada film-film  yang digarap mirip seperti film Birdman ini sebelumnya.

5. The Imitation Game

Buat saya, film ini yang paling bagus dari sisi cerita. Saya bisa masuk ke dalamnya dan merasa terlibat intens dengan  Alan Turing dkk dalam usaha mereka menciptakan mesin untuk memecahkan kode enigma di masa Perang Dunia II. Memang ada beberapa bagian cerita yang agak kurang perlu meskipun tidak sampai terlalu mengganggu fokus dan tensi cerita. Yang paling menonjol tentulah Benedict Cumberbatch yang berperan sebagai Alan Turing. Bisa dikatakan perannya di film ini merupakan pencapaian aktingnya yang paling gemilang sejauh ini. Walaupun agak susah menurut saya bagi film ini untuk melaju menjadi yang terbaik tahun ini di ajang Oscar karena nuansanya yang tidak Amerika dan isu homoseksualitas yang diusung mungkin akan mengganggu bagi sebagian orang.

6. The Theory of Everything

Film biopic kedua yang mendapat nominasi film terbaik tahun ini adalah film tentang Stephen Hawking, seorang pemikir astrofisika Inggris yang begitu membahana dengan bukunya A Brief History of Time. Film ini sebenarnya tidak istimewa jalan ceritanya. Hanya saja karena kita tahu bagaimana sosok seorang Stephen Hawking dengan penyakit yang dideritanya, kita pun dengan mudah hanyut dalam romansa dan perjuangan yang dialami hingga si tokoh utama menghasilkan suatu pemikiran dan karya yang fenomenal. Didukung pula dengan kualitas akting yang mumpuni dari kedua pemeran utamanya. Tapi bagi saya  film ini akan jauh lebih menarik jika porsi cerita bagaimana jatuh bangun Stephen Hawking dalam menghasilkan buku A Brief History tadi dibuat sedikit lebih banyak. Namun kenyataannya film ini memang lebih mengedepankan dinamika Stephen Hawking dan istrinya dalam mengarungi pasang surut kehidupan bahtera rumah tangga mereka. Demikian!
7. American Sniper

Inilah film biopic selanjutnya besutan aktor dan sutradara Clint Eastwood yang dinominasikan sebagai film terbaik Oscar 2015, kisah hidup seorang Chris Kyle seorang sniper Amerika handal yang diutus ke Irak pasca tragedi 9-11 untuk memburu salah satu prajurit Al Qaeda paling dicari saat itu. Pergulatan emosi seorang penembak jitu ketika harus membunuhi orang-orang yang dianggap berbahaya dengan senapannya tanpa perduli jenis kelamin dan usia dapat disampaikan dengan sangat baik dalam film ini. Bradley Cooper sebagai pemeran Chris Kyle juga cukup pas dalam aktingnya kali ini. Ia mampu memerankan seorang prajurit yang konsisten pada tugas militernya namun di sisi lain juga memiliki rasa kemanusiaan dan cinta. Buat saya yang sebelumnya tidak mengenal sosok Chris Kyle agak terganggu dengan cara film ini berakhir karena menjadi tidak jelas bagaimana si penembak jitu kebanggaan Amerika itu berakhir hidupnya dalam usia yang masih relatif muda dan justru bukan dalam tugas di medan perang.

8. Selma

Film biopic terakhir adalah biografi Martin Luther King, pejuang kulit hitam dari Amerika. Oo... tapi Oprah...mohon maaf saya belum nonton film ini. Jadi saya belum bisa berkomentar apa-apa.

***


Baiklah, tanpa mengurangi rasa hormat pada Selma dan Martin Luther King, ke-7 film nominasi lainnya memiliki keunggulannya masing-masing. Saya pikir academy tahun ini akan bosan dengan Clint Eastwood karena sudah 2 kali filmnya meraih tempat terbaik di tahun 1992 dan 2004. Jadi harusnya American Sniper yang sangat Amerika dan sangat Box Office itu tidak akan lolos ke puncak terbaik di tahun ini. Birdman, Grand Budapest dan Whiplash sungguhlah ketiga film yang unik dan menawan hati. Adapun Imitation Game dan Theory of Everything keduanya juga sangat menyentuh hati. Tapi sepertinya film dengan rekor produksi 12 tahun dan kisah coming age yang asam-asam manis seperti Boyhood lah yang akan memenangkan hati para juri di academy. Ya...prediksi saya Boyhood akan menjadi film Oscar terbaik tahun 2015 ini.

#tabuh genderang....

Kita lihat saja nanti...