Jaman saya SD dulu paling gemar baca buku petualangan dan misteri kanak kanak semacam Lima Sekawan, Sapta Siaga, Trio Detektif atawa Pasukan Mau Tahu. Nah…salah satu karakter dari buku-buku tersebut yang paling saya suka adalah…
Fatty dari serial Pasukan Mau Tahu
…karangan Bu Enid Blyton. Kalau versi originnya di Inggris, Pasukan Mau Tahu ini bernama Five Find-Outers and Dogyang beranggotakan sekelompok remaja tanggung dan seekor anjing yang tinggal di sebuah desa bernama Peterswood.
Pasukan Mau Tahu digawangi oleh Fatty, seorang remaja pria yang songong namun ampun-ampunan cerdasnya, bersama keempat temannya Larry, Daisy, Pip dan Bets beserta seekor anjing Scottish Terrier kecil berbulu hitam bernama Buster. Kelimanya beserta Buster selalu terlibat dalam kasus kasus misteri yang terjadi di sekitar desa mereka. Tentu tak semegah petualangan Lima Sekawan (Famost Five) ataupun sepelik misteri yang dihadapi Trio Detektif. Biasanya kasus-kasusnya cenderung sederhana seperti Pencurian Kalung Mutiara, atau kericuhan di sebuah teater kecil, atau malah sekedar kasus hilangnya seekor kucing Siam. Justru karena kesederhanaan kasus misteri inilah dulu saya malah bisa semakin masuk ke dalam cerita dan membayangkan kasus tersebut kejadian di sekitar tempat tinggal saya. Makanya serial Pasukan Mau Tahu ini menjadi salah satu yang difavoritkan oleh saya ketika kecil dulu.
Buku serial Pasukan Mau Tahu yang pertama kali terbit di Indonesia judulnya Misteri Pondok Terbakar. Buku ini masih tersimpan rapi di rak buku saya sampai sekarang. Mudah-mudahan anak-anak nanti berminat membacanya juga.
Tokoh sentral dalam cerita ini adalah si Fatty yang punya nama asli Frederick Algernon Trotteville. Entah kebetulan atau tidak, tiga huruf awal dari ketiga kata namanya tersebut jika digabungkan akan terbaca sebagai FAT alias gendut sehingga teman-temannya memberi julukan Fatty padanya. Di awal kemunculannya Fatty digambarkan sebagai sosok yang menyebalkan, egois dan angkuh. Namun lama-kelamaan kita menjadi tahu bahwa sebenarnya Fatty sangat ramah dan baik hati. Ditambah pula dengan kecerdasannya yang di atas rata-rata dalam menganalisa petunjuk-petunjuk untuk mengungkap beragam kasus misteri. Tak hanya itu, Fatty juga memiliki kemahiran dalam menyamar dan ia juga seorang ventriloquist handal. Ia bisa menyamar menjadi apa saja. Mulai dari seorang nenek tua yang bawel hingga menjadi seorang gelandangan dekil. Biasanya dalam menyamar Fatty mengenakan pakaian kumal, gigi palsu tonggos, atau wig aneka rupa. Ditunjang pula dengan kemampuan ventroliquismnya…wah, lengkap sudah kekaguman saya pada sosok seorang Frederick Algernon Trotteville.
Pernah suatu kali di komplek perumahan dekat SD saya dulu ada rumah yang kemalingan. Malingnya masuk dengan mencongkel jendela depan rumah. Dan dengan gaya seorang Fatty, saya datang ke TKP lalu mengamati setiap jengkal lokasi dengan detil untuk menemukan petunjuk yang mungkin tertinggal. Seperti potongan pakaian yang tersangkut, jejak sepatu, bekas congkelan alat tajam, atau apalah. Tak lupa membawa buku catatan dan sebatang pensil. Hahaha…walopun ga berhasil menemukan petunjuk apapun tapi sayai udah cukup puas. Ngerasa detektif banget lah pokoknya !!!
Categories: Buku Tags: pasukan mau tahu 4 Komentar
http://lippocikarang.wordpress.com/2009/08/29/lima-sekawan-meracuni-kami/