Senin, 13 Januari 2014

30 Day Book Challenge #Day 13 : The Most Wanted Wife…

Hari ini sudah sampai di tema hari ke -13…jreng jreng jreng….”Tokoh dalam Buku yang Ingin Kau Nikahi”.
Duhai…harus ekstra hati-hati. Hihihi…
Sebagai pria flamboyan berdarah biru titisan raja-raja tanah Melayu *disambit bungkus ketupat* maka pilihan saya untuk wanita yang sangat layak untuk dipersunting sebagai seorang istri, tak lain tak bukan adalah yang termaktub dalam sebuah kisah klasik pada buku yang satu ini :
Judul : Hikayat Musang Berjanggut
Penulis dan Gambar : Taguan Harjo
Penerbit : Pustaka Utama Grafiti – Jakarta, 1991
68 Halaman.

Saya merasa sangat beruntung memiliki buku ini karena menemukannya secara tidak sengaja di tumpukan buku-buku murah pada salah satu event Book Fair di Senayan beberapa tahun lalu. Ga tahu apa masih bisa ditemukan lagi sekarang-sekarang ini.
***
Alkisah seorang putra mahkota kerajaan bernama Tun Utama mencari seorang gadis untuk dijadikan pendamping hidup belahan jiwa cahaya mata. Tentulah bukan perkara mudah. Karena seorang Tun Utama tidak ingin mempersunting seorang istri secara sembarangan. Istri yang kelak menjadi pendamping hidupnya dalam meneruskan tahta kerajaan haruslah seorang wanita sejati yang istimewa. Wanita cantik cerdik solihah pilihan yang lolos fit and proper test.
Setelah melalui perjalanan panjang, jauh nun di negri seberang Tun Utama bertemu seorang gadis cantik sederhana putri pasangan petani biasa bernama Siti Syarifah. Selain cantik, Siti Syarifah cerdas luar biasa. Pantang menyerah pula. Mengagumkan bagaimana cara Siti Syarifah harus mengolah bahan makanan berupa beras, garam, merica, ikan kering  dan bumbu-bumbu masak lainnya yang sudah tercampur aduk dalam satu bungkusan. Dengan caranya yang cerdik menggunakan peralatan dapur yang sederhana, Siti Syarifah berhasil memisahkan bahan makanan beserta bumbu-bumbu tersebut dan kemudian memasaknya menjadi santapan lezat yang berhasil memuaskan Tun Utama. Selain pandai memasak, Siti Syarifah pun piawai menyulam pakaian. Tutur katanya sopan dan santun. Pengetahuan bahasanya  melampaui para putri bangsawan. Jelas-jelas Siti Syarifah adalah wanita satu di antara seribu.
Tun Utama tak salah mempersunting Siti Syarifah sebagai istri. Dengan muslihatnya yang luar biasa, istri cerdik ini berhasil memperdaya raja dan para petinggi kerajaan yang terkena penyakit hidung belang akibat tak tahan dengan paras Siti Syarifah yang jelita. Permainan Musang Berjanggut yang ditawarkan raja dapat diolahnya secara elegan menjadi pukulan telak bagi para lelaki hidung belang.  Hebatnya…pukulan telak itu tanpa harus tersosialisasi ke publik sehingga raja dan para petingginya dapat menyadari kekeliruannya namun martabat mereka tetap terjaga baik di mata masyarakat.
***
Taguan Harjo adalah seorang komikus handal kelahiran Suriname namun lama berkiprah di harian Waspada Medan. Hikayat Musang Berjanggut adalah karyanya yang paling fenomenal karena sempat sangat booming ketika dimuat sebagai cergam bersambung di harian Waspada  era 50 – 60an. Kisah ini diterbitkan kembali menjadi sebuah buku cerita bergambar oleh Penerbit Grafiti Jakarta.
Sebenarnya kisah ini bukanlah karya original karangan Taguan Harjo. Namun diangkat dari naskah melayu kuno yang tak begitu jelas siapa penulisnya. Yang jelas kisah ini sempat sangat terkenal di kalangan orang-orang Melayu baik di Indonesia maupun Malaysia. Di Malaysia sendiri kisah ini pernah disadur ke dalam sebuah film. Tak tanggung tanggung, begawan film Malaysia P. Ramlee yang didaulat berperan sebagai Tun Utama. Di Indonesia pun telah dibesut ke layar lebar pada tahun 1983 dengan pemeran Rini S. Bono sebagai Siti Syarifah dan Roy Marten sebagai Tun Utama. Saya sempat nonton film ini dulu melalui video VHS.
Bagaimanapun…melalui goresan tangan handal seorang Taguan Harjolah kisah Melayu ini terangkat ke permukaan dan menjadi sangat terkenal. Sosok seorang Siti Syarifah pun layak dinobatkan menjadi ikon wanita Melayu yang tak hanya cantik dan pandai bersolek belaka, namun solihah dan cerdas bukan kepalang. Karakter menarik dan tentunya sangat layak untuk dipersunting menjadi seorang istri.
Dari sisi grafis, garis sketsa Taguan Harjo dalam cerita bergambar ini juga unggul dibandingkan beberapa komikus lokal yang lain. Terutama dari karakter wajah para tokoh dalam cerita. Taguan Harjo berhasil menuangkan wajah-wajah karakter asli orang Melayu ke atas kertas dengan ekspresi beragam namun tetap konsisten. Lihat saja !!!
Categories: Buku | Tags:  | 8 Komentar

Navigasi tulisan

  1. kenapa gambar pertamanya begituuuu?
  2. satra melayu boleh juga. asalkan disadur ke bahasa Indonesia moderen sepertinya bakal menarik.
    sekarang ada serial Si Bujang yang berlatar Melayu. perempuan2nya juga digambarkan sebagai orang2 yang cerdas :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar